Wednesday, September 16, 2009

Apa Kabar Katakan Tidak pada Korupsi. Lanjutkan


Oleh Cardiyan HIS

Jargon memang selalu mudah untuk diteriakkan tetapi sangat sulit dilaksanakan dalam praktek. Bagaimana janji SBY yang mau memimpin terdepan dalam pemberantasan korupsi tetapi cicak KPK dibiarkan ditelan buaya Polisi? Dan anak buah SBY lainnya yakni Jaksa Agung ikut-ikutan galak pula sama KPK tetapi lembek pada koruptor.

Jelang Kabinet SBY jilid 2 diumumkan, banyak pahlawan kesiangan. Banyak yang cari muka ke SBY. Kejaksaaan Agung misalnya, seperti sangat galak tetapi bukan galak menjerat koruptor melainkan galak kepada KPK. Dan ini agaknya move Jaksa Agung Hendarman Supandji di depan SBY agar terpilih lagi jadi Jaksa Agung. Sorry deh, track record Anda terlampau memble. Begitu pula sang buaya Polisi seperti tak tahu aturan kekhususan KPK, mereka secara arogan mengobok-obok KPK pula dengan dalih ada penyalahgunaan wewenang pada beberapa pimpinan KPK dan bawahannya.
Sementara sang komandan SBY seolah diam tak berdaya. Padahal kalau dia mau SBY bisa menginstruksikan Jaksa Agung dan Kapolri, karena keduanya adalah masih dalam wewenang komando SBY untuk tidak bertindak seenaknya mengobok-obok KPK. Anak SD pun telah tahu, KPK adalah lembaga independen dan memiliki kekhususan dalam pemberantasan korupsi dan tidak bisa diintervensi oleh siapapun termasuk oleh Presiden SBY.
Sebagai salah seorang yang sangat meyakini bahwa Indonesia ke depan akan maju kalau pemerintah SBY menguatkan tiga pilar utama pembangunan bangsa yakni Pendidikan, Kewirausahaan danPenegakan Hukum. Maka dengan sangat sedih kita akan memandang Indonesia ke depan begitu sangat suramnya. Indonesia dipastikan akan menjadi negara paling korup nomor satu di dunia! Dan akibatnya sangat berkemungkinan menyimpan bom waktu menjadi salah satu negara gagal di dunia.
Nasib Indonesia akan sangat suram karena salah satu pilar tadi yakni Penegakan Hukum akan mandul. Investasi pendidikan yang mulai naik menuju ke angka ideal 20% dari total APBN berdasarkan amanat UUD 1945 akan percuma kalau koruptor dibiarkan merajalela. Begitu pula para Wirausaha sejati akan jungkir balik berakrobat untuk memutar roda ekonomi karena sehari-hari harus mengeluarkan biaya sangat tinggi akibat ulah penguasa yang sangat korup, tetapi dibiarkan merajalela tanpa ditindak.
Pengadilan hanya akan menjadi forum dagelan. Koruptor sebagian besar dibebaskan karena sejak awal memang direkayasa oleh jaksa dengan tuntutan hukum yang lemah dan kemudian batal demi hukum untuk divonis bebas oleh hakim yang telah terbeli pula. Dan kalau pun ada yang dihukum hanya vonis basa-basi, dibuat sangat ringan. Dan presedennya sudah banyak seperti sudah terbukti sekarang pun banyak koruptor dihukum sangat ringan dengan masa percobaan tanpa penahanan. Ini sama saja dengan bohong. Dan kalau pun dibawa banding ke pengadilan yang lebih tinggi bahkan sampai ke Mahkamah Agung, ya tetap dagelan juga. Jadi Indonesia sekarang persis Jepang 150 tahun yang lalu! Ketika upaya-upaya Restorasi Meiji di Jepang mendapat banyak tantangan terutama dari para koruptor dan pendukungnya. Indonesia tentu ingin maju menjelma seperti Jepang yang modern sekarang ini, sebagai buah dari Restorasi Meiji yang diajarkan oleh Guru Bangsa Jepang, Fukuzawa Yukichi, sekaligus
sebagai peletak dasar utama Jepang menuju Jepang yang modern sekarang ini melalui Pendidikan, Kewirausahaan dan Penegakan Hukum.
Jadi apa lagi pengharapan yang ada? Ya paling kita harus menunggu dulu untuk sabar sampai SBY melantik Kabinet SBY Jilid Dua pada 20 Oktober 2009. Siapa tahu SBY menjadi sangat malu dengan kisruh KPK lawan Kepolisian dan Kejaksaan Agung. Siapa tahu SBY lebih malu lagi dengan jargon kampanye Partai Demokrat:
Katakan Tidak pada Korupsi. Lanjutkan!?. Kita hanya berharap SBY tidak lupa dengan janjinya untuk memimpin paling depan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia yang dijanjikan sejak 2004 ketika pertama kali dilantik oleh MPR sebagai Presiden RI yang ke enam. Kita yang menginginkan Indonesia maju, akan sangat protes keras bila pemberantasan korupsi bukannya maju malah mundur ke belakang, ke jaman korupsi di era Soeharto bahkan ke jaman Pra Restorasi Meiji di Jepang 150 tahun yang lalu

Posted via email from lonkay's posterous

No comments:

Powered By Blogger